Pekalongan - Mengawali perubahan status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan, pada awal bulan September 2016 melaunching program gerakan “Kampus Mengaji” sebagai wujud pelayanan tri Dharma perguruan tinggi khususnya bidang pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Harapannya, program semacam itu dapat memberikan wawasan tambahan bagi mahasiswa di luar jam perkuliahan formal, di samping itu tujuannya untuk memberi penguatan dan peningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal penguasaan ilmu-ilmu keislaman, baik secara teoritis maupun praktis, “ tutur Wakil ketua bidang akademik dan kelembagaan, Moh. Muslih, Ph.D”.
Kajian-kajian yang dapat diikuti oleh mahasiswa dan masyarakat luas dimulai dari kajian yang bersifat sangat dasar dan berhubungan dengan praktik keberagamaan seseorang, seperti Baca Tulis Al-Qur’an, Tauhid, dan Fikih. Pimpinan IAIN Pekalongan sudah membuat komitmen bersama, bahwa mahasiswa IAIN Pekalongan harus memiliki kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an yang baik dan benar, sebab kemampuan ini menjadi pondasi dasar bagi mahasiswa sebelum mereka menggeluti disiplin keilmuan masing-masing di setiap program studi yang mereka pilih. Demikian juga, program ini sebagai wujud layanan pengabdian kepada masyarakat. Program Baca Tulis Al-Qur’an dalam kegiatan tersebut menjadi Leader Topic yang diprioritaskan, yang mana pelaksanaannya akan dipadukan dengan kegiatan Tahfidz Al-Qur’an. Hal ini dimaksudkan agar para mahasiswa tidak hanya dapat membaca dan menulis saja, namun juga dapat ikut menjaga dan melestarikan Al-Qur’an dengan menghafalkannya. Selain itu, kajian Tauhid dan Fikih menjadi kajian yang tidak kalah penting bagi mahasiswa, karena dengan mengkaji Tauhid, mahasiswa akan mendapatkan pondasi keyakinan yang kuat dan benar. Begitu pula dengan kajian Fikih, kajian ini akan menyoal tentang cara-cara beragama yang baik dan ideal, baik untuk beribadah kepada Allah Swt, sesama manusia maupun lingkungan alam dengan cara-cara yang sesuai dengan norma agama (syara’).
Untuk menunjang kajian tersebut di atas, IAIN Pekalongan juga menggelar kajian-kajian yang orientasinya untuk pengembangan keilmuan, seperi Tafsir dan Hadis, dua topik kajian tersebut berguna bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memahami dan mengkaji sumber keilmuan Islam, yakni Al-Qur’an. Sedangkan alat yang dapat digunakan mahasiswa untuk mengkaji ilmu-ilmu keislaman adalah ilmu Nahwu-Sharaf dan Mantiq (logika) juga menjadi serangkaian tema-tema kajian yang diprogramkan. Kajian Nahwu-Sharaf ini sebagai perangkat untuk memahami kebahasaan, sementara Mantiq sebagai dasar logika berpikir yang baik, logis, sistematis dan benar. Selain itu, kajian Tasawuf juga menjadi prioritas untuk dikuasai mahasiswa, sebab dengan kajian tasawuf inilah mahasiswa memiliki cara pandang dan hidup di dunia dan akhirat secara wajar, seimbang, dan proporsional. Menurut, Moh. Muslih, Ph.D, selaku Wakil Ketua bidang Akademik dan kelembagaa, Ke depan, IAIN Pekalongan diharapkan dapat menjadi pusat kajian keislaman yang utuh, komprehensif serta terpadu satu kesatuan ilmu yang dibutuhkan oleh masyarakat global untuk menyelesaikan berbagai persoalan keumatan.