Dakwah Bil Hikmah untuk Lawan Radikalisme
Pernyataan Sikap Para Dekan Dakwah
SEMARANG – Para Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) Universitas Islam Negeri (UIN) dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) se-Indonesia menyatakan siap menjadi bagian dari upaya deradikalisasi melalui dakwah bil hikmah berbasis kearifan lokal dalam mewujudkan Islam Nusantara.
‘’Radikalisme jangan dilawan dengan radikalisme, tetapi harus dihadapi dengan dakwah bil hikmah, pendekatan Islam lemah lembut yang santun yang tidak garang,’’ kata Dekan FDK UIN Walisongo Dr Awaludin Pimay Lc MAg usai penutupan Annual Conference on Dakwah and Communication di Hotel Pandanaran Semarang, kemarin.
Dalam pernyataan tersebut, para Dekan FDK se-Indonesia juga siap menjadi pelopor dalam mewujudkan gerakan dakwah Islam yang SMART (Santun, Moderat, Arif, Ramah dan Toleransi), baik secara konvensional maupun melalui media.
Konferensi yang berlangsung selama dua hari itu dibuka Gubernur Ganjar Pranowo, menampilkan pembicara Rektor UIN Walisongo Prof Dr H Muhibbin MAg, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Prof Dr H Nizar Ali MA, Dr Nafis Junalia, dan lainlain.
Memaafkan
Gubernur meminta para dai, ulama, kiai, dan akademisi untuk memikirkan bagaimana menangkal radikalisme perilaku kekerasan yang semakin meningkat. Dia mencontohkan radikalisme yang sangat brutal dalam tawuran pelajar di Klaten belum lama ini.
Ganjar mengajak umat mencontoh perilaku dakwah yang dilakukan Gus Mus atau KH Mustofa Bisri. ‘’Coba lihat begitu indah, Gus Mus dicaci maki, dibuli lewat media sosial.
Dia tidak membalas cacian itu, tetapi dengan santun dan lemah lembut memaafkan para pelaku. Bahkan, mereka diundang makan dan selfie di rumahnya. Ini contoh dakwah bil hikmah,’’katanya disambut tepuk tangan meriah.
Yang menarik dalam upacara pembukaan, Gubernur dan Kapolda disuguhi musik panembrama gending-gending Jawa yang dimainkan para dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang.
Dr Nafis Junalia MA dalam ceramah mengatakan, problem Fakultas Dakwah ke depan harus mampu menjembatani banyak orang pintar dalam ilmu agama, tetapi tidak menarik dalam penyampaiannya kepada umat.
Demikian pula banyak orang yang menarik dalam menyampaikan materi dakwah, tetapi tidak pintar dalam ilmu agama. ‘’Ada yang menarik tapi tidak pintar, ada yang pintar tapi tidak menarik. Ini tugas para hali dari Fakultas Dakwah untuk menyelesaikan,’’ kata Nafis
Sumber: http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/dakwah-bil-hikmah-untuk-lawan-radikalisme/