Tes PMB Jalur Mandiri Tahun 2015 akan dilaksanakan pada hari Selasa-Rabu, 04-05 Agustus 2015 di Kampus STAIN Pekalongan
Hasil seleksi UM-PTKIN Tahun Akademik 2015 dan tata cara registrasi ulang bisa dilihat di INFORMASI PMB
Bagi Mahasiswa lama yang belum registrasi sampai tanggal 10 Juli 2015, akan dilayani lagi pada tanggal 03-05 Agustus 2015
Input KRS, bimbingan studi mahasiswa & revisi mata kuliah, tanggal 10-14 Agustus 2015
Pendaftaran Ujian Masuk STAIN Pekalongan Jalur Mandiri  tgl 15 Juni - 31 Juli 2015, selengkapnya kunjungi http://pmb.stain-pekalongan.ac.id
Hati-hati terhadap modus penipuan melalui sms/telp tentang pelatihan/apa saja yg mengatasnamakan pimpinan STAIN Pekalongan, konfirmasikan terlebih dulu ke (0285) 412575

STAIN Pekalongan

Racana Adakan Buka Bersama dan Pelatihan Teknologi Tepat Guna

E-mail Print PDF

RACANA ADAKAN BUKA BERSAMA DAN PELATIHAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA:

Mengubah Limbah Gelas Air Mineral Bekas Menjadi BBM

Pekalongan - Racana Kusuma Bangsa – Dewi Kusuma Bangsa STAIN Pekalongan mengadakan pelatihan pembuatan teknologi tepat guna (TTG). Kegiatan ini merupakan rangkaian dari acara Buka Bersama, di lapangan futsal STAIN Pekalongan, Ahad (28/6). Sebagai pemateri pada acara pelatihan ini, Racana STAIN Pekalongan mengundang Kak Beny Ismail selaku alumni Racana STAIN Pekalongan dan juga Ketua Aktivis TTG Indonesia.

Sebelum praktik membuat TTG BBM yang terbuat dari limbah gelas air mineral bekas, Kak Beny lebih dulu memberi penjelasan mengenai TTG.  “TTG ada pertama kali di dunia barat pada tahun 1874. Pada waktu itu dunia barat sedang mengalami kesulitan minyak” ungkap Kak Beny. Saat itu, TTG yang muncul masih memanfaatkan uap, diantaranya: listrik tenaga uap, mobil tenaga uap, kereta tenaga uap, dan sebagainya yang juga bertenaga uap.

TTG kemudian berkembang sampai ke wilayah Asia yaitu Jepang. Di Jepang dikembangkan banyak TTG, salah satunya ditandai dengan munculnya sendok multi guna. Di Indonesia sendiri TTG berkembang setelah kemerdekaan. Sebelum itu, Indonesia hanya memanfaatkan TTG dari luar negeri, seperti pompa hidran yang dibuat oleh Belanda. Setelah merdeka, TTG mulai berkembang di masyarakat Indonesia.

Mungkin yang selama ini dikenal dikalangan masyarakat TTG hanya berupa peralatan saja. Namun sebenarnya TTG juga bisa berupa kuliner atau yang lainnya, intinya memanfaatkan barang atau apa saja yang kurang bermanfaat menjadi lebih bermanfaat, atau mempermudah sesuatu. Seperti pohon pisang hijau yang bagian tengah batangnya (ros) bisa dimasak sayur, namun hanya pisang “kletuk” saja, selain itu tidak enak. Daunnya juga bisa untuk agar-agar dan kulit pisangnya bisa dibuat keripik.

Penciptaan TTG biasanya tidak jauh dari kearifan lokal daerah setempat. Karena jika TTG yang dibuat jauh dari kearifan lokal daerah setempat, maka akan menjadi kurang bermanfaat. Misalnya di daerah Pekalongan membuat keripik apel yang mana harga bahan dasarnya sudah mahal, meskipun nilai manfaatnya bertambah, tetapi nilai ekonomisnya menjadi berkurang. Hal ini tentu tidak membuat manfaat atau keuntungan, justru malah kerugian yang didapat. Lain halnya jika di Malang, membuat keripik apel sangat bermanfaat, karena berlimpahnya hasil panennya, yang membuat harganya menjadi murah, dan jika dibuat keripik bisa menaikkan harga jualnya.

Di Pekalongan, ada program yang disebut one village one product. Setiap desa di kota Pekalongan diwajibkan membuat TTG, dan nantinya akan dipamerkan pada pameran teknologi tepat guna.

Setelah selesai memberi penjelasan, Kak Beny langsung mempraktekkan cara kerja pembuatan BBM dengan gelas air mineral bekas. Bahan-bahanya diantaranya: kompor dingin, tabung gas, tungku, pecahan genting (untuk menyebarkan api yang disemburkan oleh kompor dingin), tabung tempat melelehkan gelas air mineral bekas, pipa besi untuk mengeluarkan uap, dan tempat untuk menampung tetesan yang dikeluarkan dari pipa besi.

Cara kerjanya mudah sekali, masukan gelas air mineral bekas kedalam tabung yang tebal, tutup rapat sampai tidak ada celah untuk keluarnya uap, susun pecahan genting di dalam tungku, semburkan api ke pecahan genting, gantungkan tempat penampung minyak di pipa besi, tunggu hingga keluar minyak dari pipa besi. Minyak hasil penyulingan yang dipakai hanya bagian atasnya saja yang bening sedangkan bagian ampasnya yang keruh, dibuang. Minyak yang dihasilkan sudah pernah dicoba untuk kompor batik di Museum Batik Pekalongan dan nyala apinya hijau.

Setelah selesai praktik, acara dilanjutkan dengan rangkaian acara lain seperti: Khataman Al-Qur’an, dan Mauidhotul Khasanah oleh Pembina Racana Kusuma Bangsa, Kak Yusuf Nalim. Beliau memberikan mauidhotul khasanah dengan tema “Ikhlas”. Dalam ceramahnya, beliau menuturkan bahwa amal yang ikhlas tidak perlu dipamerkan kepada orang lain. Sebagai gambaran ikhlas adalah bahwa di dalam surat Al-Ikhlas saja tidak terdapat kata ikhlas.

Selain itu beliau juga memberikan kisah seorang abid (ahli ibadah) yang akan menebang pohon yang disembah, sebagai sarana menyekutukan Allah SWT. Niat awalnya ikhlas, sehingga ketika syetan menghalanginya, sang abid bisa mengalhkannya. Namun iblis membujuk abid tadi agar tidak menebang pohon itu dengan iming-iming uang yang akan selalu dikirim ke bawah bantalnya sang abid. Abid pun menyetujuinya, namun setelah beberapa kali sang iblis tidak mengirim uang lagi, sang abid pun marah, dan ingin menebang pohon itu lagi. Akan tetapi di tengah jalan dihadang lagi oleh syetan tadi. Perkelahian pun berlangsung, namun kali ini iblis yang menang, karena niat sang abid sudah tidak sama dengan niat yang pertama yaitu ikhlas karena Allah SWT. Keberangkatan sang abid untuk menebang pohon kali ini karena kecewa tidak dikirimi uang oleh syetan.

Setelah buka bersama acara dilanjutkan dengan sarasehan yang dipimpin oleh Kak Najieh Al Banin R. selaku alumni Racana STAIN Pekalongan. Beliau menyampaikan bahwa acara ini sangat penting sekali karena sebagai ajang silaturahmi antara Dewan, BSO, anggota, dan alumni Racana, serta DKC Pekalongan dan tamu undangan lainnya, untuk menjaga komunikasi yang baik. Dan acara diakhiri dengan tarawih berjamaah di musholla kampus 1 STAIN Pekalongan.