Pekalongan - Baru-baru ini Pusat Penjaminan Mutu (P2M) STAIN Pekalongan menyelenggarakn workshop dengan tema “Upaya Meningkatkan Mutu Melalui Audit Akademik dan Non Akademik” dengan nara sumber dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr. Mahrus Munajat, M.Hum dan Dr. Maharsi, M.Hum., Selasa, (16/06). Workshop ini diselenggarakan selama 1 hari penuh dengan peserta semua pejabat STAIN Pekalogan dan beberapa wakil dari dosen. Workshop diadakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen mutu, baik akademik maupun non akademik dari seluruh jajaran di STAIN Pekalongan.
Mahrus Munajat, dalam ceramahnya, mengatakan bahwa untuk menuju perubahan mutu akademik diperlukan proses yang sangat panjang. Di antaranya adalah peningkatan mutu dosen, mulai dari penyelenggaraan pembelajaran, evaluasi proses pembelajaran sampai pada evaluasi hasil pembelajaran. Sedangkan di bidang non akdemik, kata Mahrus, terkait dengan pelayanan kepada mahasiswa berupa fasilitas sumber-sumber pembelajaran, seperti internet, perpustakaan, sarana prasarana, ataupun suasana akademik untuk mencapai kualitas mutu yang baik.
Apa itu kualitas? Kualitas, menurut Mahrus, merupakan standar kriteria dari semua harapan perguruan tinggi. Sedangkan penjaminan kualitas (mutu) adalah seluruh aktifitas dalam berbagai bagian dari sistem untuk memastikan mutu produk atau layanan yang di desain agar selalu konsisten sesuai dengan yang diamanatkan dan yang dijanjikan. Sebuah perguruan tinggi harus mempunyai mimpi agar bisa menjadi motivator, pendamping dan sumber inspirasi bagi mahasiswa.
Tujuan dari pencapaian mutu tersebut tidak lain adalah untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi secara terus-menerus yang dilakukan secara internal, yaitu untuk mencapai visi dan misi perguruan tinggi guna memenuhi kebutuhan stake holders sebagai pengamalan dari Tri Dharma perguruan tinggi. Untuk mendapatkan semua itu, maka semua unsur dari STAIN Pekalongan, terutama para pejabat dan pimpinannya, harus mempunyai keyakinan yang kuat terhadap mimpi yang diidamkan, karena keyakinan itu membuat mimpi menjadi terwujud. Kalau para pemimpin tidak yakin, bagaimana bisa mewujudkan mimpi. Semua pemimmpin harus mempunyai mimpi untuk mewujudkan cita-cita. Mutu tidak akan datang dengan sendirinya, tetapi harus dengan usaha khusus dan kerja keras, usaha peningkatan yang terus menerus, sehingga menghasilkan budaya kerja yang bermutu.
